Afghanistan kian terlilit krisis ekonomi hingga mengarah ke bencana kemanusiaan. Rakyat Afghanistan tak mampu bertahan hidup lagi dan mengharapkan bantuan dari pemerintah dan lembaga bantuan internasional lain.

Krisis kemanusiaan di Afghanistan semakin parah dan rakyat Afghanistan terancam kelaparan di musim dingin. Kondisi ini diperparah dengan ketiadaan dana bantuan kemanusiaan, terutama untuk pangan.

Belum genap sebulan berkuasa kembali, Taliban sudah mulai membatasi kebebasan berekspresi rakyat Afghanistan. Kali ini mural yang dihapus. Entah apa lagi besok.

Amerika Serikat merapatkan ke Qatar sebagai diplomasi tak langsung dengan Taliban. Sementara Jerman akan berkomunikasi langsung dengan Taliban. Langkah ini minimal untuk memastikan evakuasi lanjutan berjalan aman.

Sejak kelompok Taliban berkuasa lagi, generasi Z di Afghanistan mulai mengkhawatirkan masa depannya. Mereka memang tak pernah hidup di masa Taliban, tetapi mereka mendengar cerita tidak menyenangkan dari orangtuanya.

Batas waktu evakuasi di Afghanistan sulit diperpanjang karena kelompok Taliban tidak akan menyetujui. Meski diperpanjang pun, dikhawatirkan tidak semua akan bisa dievakuasi.

Taliban memperingatkan akan adanya konsekuensi jika proses evakuasi diperpanjang. Waktu semakin sempit dan masih banyak warga Afghanistan yang harus dievakuasi.

Kelompok Taliban sedang menyusun rencana pembentukan pemerintahan baru dan di dalamnya terdapat kelompok Haqqani yang dikenal kejam. Ini membuat orang ragu Taliban akan berubah sesuai janjinya.