logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMasalah Menahun Disparitas...
Iklan

Masalah Menahun Disparitas Kemiskinan Desa-Kota

Mulai akhir 1990, disparitas kemiskinan desa-kota kian menganga. Penurunan jumlah penduduk miskin di perkotaan lebih cepat dari perdesaan. Sejumlah langkah telah diambil pemerintah untuk mengatasi kemiskinan di desa.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Bsw5xkeLq1-ENnUdEwkXmheho-M=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F01%2Fb65c2502-b5bd-4bff-8e51-bebed2af7c52_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Hunian semipermanen memenuhi tepian sisi timur Waduk Pluit di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (16/1/2020). BPS mencatat, angka kemiskinan di Indonesia per September 2019 mencapai 24,79 juta orang atau 9,22 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin itu berkurang 888.700 orang ketimbang data per September 2018.

JAKARTA, KOMPAS β€” Penurunan angka kemiskinan belum dibarengi penyempitan disparitas kemiskinan antara perdesaan dan perkotaan. Selain persoalan tersebut, ketimpangan pengeluaran antara penduduk miskin di perdesaan dan perkotaan juga relatif besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ada 24,79 juta penduduk miskin di Indonesia per September 2019 atau 9,22 persen dari jumlah penduduk. Jumlah penduduk miskin itu berkurang 888.700 orang ketimbang September 2018. Dari jumlah per September 2019 itu, jumlah penduduk miskin di perdesaan sebesar 12,6 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 6,56 persen.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan