logo Kompas.id
UtamaBermigrasi agar Hidup Lebih...
Iklan

Bermigrasi agar Hidup Lebih Baik

Jika ingin mengubah nasib, tinggalkan kampung halaman dan merantaulah. Pesan ini menjadi salah satu yang menggerakkan fenomena migrasi. Kini makin banyak orang ingin pindah ke negara lain demi hidup lebih baik.

Oleh
Elok Dyah Messwati
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/0YY8ANzEVRlub9NpE6qul9YiyGQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FPenggemar-Makanan_85359994_1575043644.jpg
ARSIP PRIBADI

Benz Satrio Utomo—seorang WNI yang bekerja sebagai chef di Sydney, duduk paling kanan— bersama para foodie, penggemar makanan, yang berasal dari Turki, Australia, Thailand, dan AS.

Awalnya Benz Satrio Utomo (28), warga Bogor, Jawa Barat, masuk ke Australia dengan menggunakan Working Holiday Visa (WHV) yang diberikan Kedutaan Australia di Jakarta untuk anak-anak muda Indonesia berusia 18-30 tahun. Dengan WHV itu, Benz bisa bekerja casual dan jalan-jalan keliling Australia. Contoh bekerja casual ini antara lain pencuci piring, penyapu, membersihkan dapur restoran, pelayan restoran, juru masak, serta memetik dan membungkus buah di perkebunan.

Benz adalah satu dari ribuan anak muda Indonesia yang bermigrasi ke Australia sejak WHV diberlakukan pada 2010. Selain untuk lebih mengenal Australia yang berbeda kebudayaan dan bahasanya, pemohon aplikasi WHV biasanya memiliki motivasi untuk bisa menabung. Tabungan itu entah untuk melanjutkan kuliah di Australia ataupun untuk mengumpulkan modal guna membuka usaha di Indonesia.

Editor:
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 4 dengan judul "Bermigrasi agar Hidup Lebih Baik".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan