logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊKonsekuensi Genjot Belanja,...
Iklan

Konsekuensi Genjot Belanja, Utang Pemerintah Meningkat

Utang harus digunakan untuk belanja berdampak langsung pada ekonomi, seperti belanja modal dan bantuan sosial. Hingga Oktober 2019, realisasi belanja modal masih rendah, Rp 100,8 triliun atau 53,2 persen dari APBN.

Oleh
Karina Isna Ismawan
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_XZFd-N2lYV814jl97lu6zNTx1E=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2F20191117ags38_1574007863.jpg
Kompas

Foto aerial konstruksi tiga proyek infrastruktur nasional yang bersinggungan dengan Simpang Susun Cikunir di Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (17/11/2019). Ketiga proyek tersebut adalah pembangunan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Layang, kereta ringan (LRT) Jabodebek, dan KA cepat Jakarta-Bandung.

JAKARTA, KOMPAS β€” Strategi menggenjot belanja di tengah penerimaan negara yang seret membawa konsekuensi keuangan. Utang pemerintah akan meningkat pada akhir tahun untuk menutup defisit anggaran.

Penambahan utang bisa ditoleransi sepanjang masih dalam batas aman dan pengelolaan risikonya terjaga dengan baik. Pada saat yang sama, utang harus dialokasikan ke belanja produktif yang efektif menstimulasi ekonomi.

Editor:
hamzirwan
Bagikan