Kemaritiman
Menghidupkan Kembali Padewakang, Sang Legenda Laut
Selama dua abad, padewakang menguasai perairan Nusantara. Kapal dengan dua layar berbentuk segi empat ini menjadi simbol kejayaan maritim dan ketangguhan pelaut-pelaut Sulawesi pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F11%2FPeluncuran-Perahu-Padewakang_85017734_1574007813.jpg)
Sebuah perahu padewakang yang baru selesai dibuat ditarik ke laut, di Tanaberu, Bontobahari, Bulukumba, Sabtu (9/11/2019). Penarikan perahu sekaligus menandai peluncuran secara resmi padewakang yang akan digunakan dalam ekspedisi menyusuri jejak pelayaran orang Makassar ke Australia. Perahu nantinya akan dilengkapi layar berbentuk segi empat, lazimnya padewakang.
Sebelum kemunculan pinisi, selama hampir 200 tahun, padewakang menguasai perairan Nusantara. Kapal dengan dua layar berbentuk segi empat ini menjadi simbol kejayaan maritim dan ketangguhan pelaut-pelaut Sulawesi pada abad ke-17 hingga awal abad ke-19. Padewakang juga menjadi simbol akulturasi budaya dan pembauran pelaut Makassar dengan suku Aborigin antara 1600 dan 1700-an.
Sabtu (9/11/2019) pagi, di pesisir pantai di Tanaberu, Bontobahari, Bukukumba, Sulawesi Selatan, ratusan lelaki bergotong royong menarik sebuah kapal padewakang yang baru selesai dibuat. Sebagian menarik haluan menggunakan tali yang terikat, sebagian lainnya mendorong dari bagian buritan. Warga setempat menamai proses ini, anyorong lopi atau mendorong kapal ke laut.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 12 dengan judul "Menghidupkan Kembali Padewakang, Sang Legenda Laut".
Baca Epaper Kompas