logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊResi Gudang Garam Belum...
Iklan

Resi Gudang Garam Belum Optimal

Penerapan resi gudang di gudang-gudang milik pemerintah belum optimal menyerap garam rakyat di tengah serapan pasar yang tak lancar. Padahal, keberadaannya diperlukan untuk membantu penyerapan garam rakyat.

Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/BaeKjNsjFh0QH5aa2WMobK3yWUU=/1024x579/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F10%2F6a259231-1761-461c-a911-bcbc39caba9b_jpg.jpg
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA

Petani garam di Banjar Dinas Lebah, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, Kamis (3/10/2019), menyirami kristal garam di palungan atau tempat mengkristalkan garam yang terbuat dari batang pohon palem atau kelapa. Garam yang diproduksi di Desa Purwakerthi, Karangasem, dipasarkan sebagai garam amed. Garam amed produksi Karangasem, Bali, sudah memperoleh sertifikat produk Indikasi Geografis (IG).

JAKARTA, KOMPAS β€” Penerapan resi gudang di gudang-gudang garam nasional milik pemerintah belum optimal menyerap garam rakyat di tengah serapan pasar yang tak lancar. Padahal, keberadaannya diperlukan untuk membantu penyerapan garam rakyat.

Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur Muhammad Hasan, saat dihubungi di Jakarta, Selasa (8/10/2019), menyatakan, pihaknya sudah diminta pemerintah menyosialisasikan resi gudang ke petambak. Namun, hingga kini peran gudang itu belum maksimal untuk penerapan sistem resi gudang dan penyerapan garam rakyat.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan