logo Kompas.id
›
Utama›"Ye Endago Nano", Ini Angka...
Iklan

"Ye Endago Nano", Ini Angka Berapa?

Gelisah dengan tingginya angka putus sekolah dan buta aksara di pedalaman Papua, birokrasi dan LSM saling dukung mengajar anak usia dini menggunakan kurikulum bahasa lokal. Sepuluh kabupaten menerapkan didukung ratusan guru.

Oleh
FABIO LOPES COSTA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/PPm3zkoz0sOUvzOslXoKMxqd9WY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190526_PAUD-PAPUA_D_web_1558882727.jpg
KOMPAS/FABIO M LOPES COSTA (FLO)

Penyampaian materi pembelajaran dengan kurikulum bahasa ibu di Sekolah PAUD Papua Cerdas Mandiri, Kabupaten Jayapura, Papua, 9 Mei 2019. Penggunaan bahasa ibu untuk memudahkan anak-anak memahami makna angka dan huruf sejak dini.

Buta aksara di Papua, khususnya di pedalaman, masih  tinggi, di antaranya  karena minimnya pemahaman bahasa Indonesia di sekolah formal. Empat tahun terakhir, Pemprov Papua bersama lembaga Suluh Insan Lestari berkolaborasi menerapkan  kurikulum berbasis bahasa ibu untuk jenjang pendidikan dasar. Tujuannya, anak-anak memahami materi pembelajaran sejak dini dan tetap semangat bersekolah.

Kamis  pukul 08.00 WIT,  aktivitas belajar di Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Papua Cerdas Mandiri (Pacema) di Kelurahan Hinekombe,  Sentani,  Kabupaten Jayapura, telah dimulai.

Editor:
gesitariyanto
Bagikan