logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊHasil Laut di Maluku Minim...
Iklan

Hasil Laut di Maluku Minim Nilai Tambah

Hasil laut Maluku minim nilai tambah. Kehadiran industri pengolahan perlu didorong untuk memberikan nilai tambah serta efek lain, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan daerah.

Oleh
FRANSISKUS PATI HERIN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/Gj4wDOt1ZoxCmHkGHnSZJ6quAds=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F02%2F75647415_1550157728.jpg
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN

Tuna sirip kuning dijual di Pasar Mardika, Kota Ambon, Maluku, Kamis (14/2/2019), dengan harga Rp 30.000 per kilogram. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku, potensi ikan di Maluku sekitar 3 juta ton per tahun atau 30 persen dari total potensi ikan nasional.

AMBON, KOMPAS β€” Hasil laut Maluku minim nilai tambah. Kehadiran industri pengolahan perlu didorong untuk memberikan nilai tambah serta efek lain, seperti penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan daerah. Minat investasi di Maluku dapat tumbuh jika pemerintah aktif mendorongnya, termasuk memberikan sejumlah kemudahan berinvestasi.

Ketua Program Studi Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura, Ambon, Ruslan Tawari, Selasa (16/4/2019), di Ambon, mengatakan, potensi perikanan yang kaya itu belum memberikan efek signifikan bagi daerah. Kemiskinan malah tinggi di pesisir pantai yang potensi lautnya sangat kaya. Angka kemiskinan di Maluku saat ini sebesar 17,85 persen atau urutan keempat tertinggi di Indonesia.

Editor:
Mohamad Final Daeng
Bagikan