logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊPetambak Garam Keluhkan...
Iklan

Petambak Garam Keluhkan Serapan Rendah

Oleh
BM Lukita Grahadyarini
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/_c72VO5u4V9w6msL6MkGIIZqutY=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F12%2F20180924_SAWAH-MENGERING_C_web_1537765858.jpg
KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Petani mengolah dan memanen garam di Desa Kedung Mutih, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Senin (24/9/2018). Musim kemarau panjang ini memberikan banyak keuntungan bagi petani garam untuk berproduksi dengan harga jual Rp 1.000 per kilogram.

JAKARTA, KOMPAS β€” Petambak garam mengeluhkan serapan garam oleh industri yang masih rendah pada awal tahun 2019. Pemerintah diminta menekan impor garam guna melindungi garam rakyat.

Menurut Ketua Umum Himpunan Masyarakat Produsen Garam Indonesia (HMPGI) Edi Ruswandi, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (10/1/2019), stok garam rakyat hingga pertengahan Desember 2018 mencapai 900.300 ton dengan taksiran nilai mencapai Rp 1 triliun. Dari jumlah itu, yang sudah terserap pasar hingga akhir tahun hanya 10 persen sehingga tersisa sekitar 800.000 ton garam rakyat belum terserap.

Editor:
Bagikan