Peneliti Diaspora Menjadi Andalan
JAKARTA, KOMPAS - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berharap setiap tahun bisa merekrut sedikitnya 20 peneliti diaspora untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas sebagai lembaga riset mumpuni dalam skala global. LIPI pun berupaya menyiapkan sistem dan fasilitas yang menantang bagi calon-calon periset diaspora dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan untuk memaksimalkan potensi mereka.
Perekrutan peneliti diaspora ini dilakukan LIPI sebagai strategi untuk meningkatkan keluaran hasil riset berupa hak kekayaan intelektual (paten dan hak cipta) dan publikasi ilmiah. Langkah ini diharapkan bisa mendongkrak posisi LIPI yang saat ini pada urutan 563 pada skala global dan urutan 4 Asia Tenggara menurut Webometrics. Pada skala nasional, LIPI menduduki peringkat pertama pada kategori website lembaga penelitian.