logo Kompas.id
β€Ί
Utamaβ€ΊMerisaukan Penyusutan Lahan
Iklan

Merisaukan Penyusutan Lahan

Oleh
MUKHAMAD KURNIAWAN
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/29kQs_8pqD6XUdhAbw9Mlxt0Nnk=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F20180812_PERUMAHAN_B_web-1.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pesawat melintas di atas kompleks perumahan yang sedang dibangun di kawasan Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/8/2018). Alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan tumbuh subur di kawasan pinggiran Kota Jakarta, karena tingginya permintaan akan tempat tinggal.

Pada 26 Januari 2009, sebuah pesta khusus nan gemerlap berlangsung di salah satu istana dengan pendingin udara berkekuatan penuh di Riyadh. Diiringi musik yang meriah, Raja Abdullah bin Abdul Aziz tampil menerima persembahan semangkuk nasi. Itu adalah nasi dari beras panenan pertama satu persawahan padi yang luas di Ethiopia yang dibangun oleh para pemodal Arab Saudi di bawah program Prakarsa Raja Abdullah untuk Investasi Pertanian di Luar Negeri.

Sang Raja sangat puas dengan mutu beras dari Ethiopia itu, lalu menyerukan kepada para menteri dan pengusaha yang hadir untuk melipatgandakan usaha mereka. Paul McMahon dalam Feeding Fenzy: The New Politics of Food (2013) membuka bab tentang pencaplokan lahan pertanian dengan paragraf itu. Kerajaan kaya-raya minyak bumi itu berekspansi dengan membeli lahan besar-besaran di negara lain untuk ditanami tanaman pangan. Keputusan itu dipicu oleh hampir runtuhnya pasar pangan dunia saat krisis tahun 2008 serta makin habisnya cadangan air tanah dalam negeri.

Editor:
Bagikan