logo Kompas.id
Utama"Rasane Sundul Langit" Terus...
Iklan

"Rasane Sundul Langit" Terus Melejit

Oleh
ADI SUCIPTO / AGNES SWETTA PANDIA
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/WwohzPQKBeGe_pGcDgepBjixiGg=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F09%2F20180925_DANA-DESA_F_web_1537887404.jpg
KOMPAS/ADI SUCIPTO

Suasana Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur Senin (23/7/2018). Setiap RT di desa tersebut memiliki program unggulan. Itu terkait penataan lingkungan maupun pemberdayaan ekonomi warga, termasuk kampung eling (edukasi lingkungan inovatif dan kreatif).

“Rasane Sundul Langit”. Itu semacam tagline  produk yang dihasilkan mbok-mbok Doudo, kumpulan para ibu di Desa Doudo, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Di tangan mereka, lidah buaya disulap menjadi permen, es krim, dawet, stik, dan kerupuk. Jambu mede pun diolah menjadi minuman  bercitarasa tinggi. Hadirlah  olahan rasa ibu rumah tangga -umumnya ditinggal suami bekerja di Malaysia- serasa “menembus ke langit”.

Anggota mbok-mbok Doudo, Armisda, Senin (23/7/2018) menjelaskan, buah mede (mente) atau jambu monyet dijadikan minuman sari buah segar. Ampasnya dijadikan pepes dan manisan. Biji kacang mede diolah menjadi camilan atau dijual osean (biji terkupas kering). Dalam satu musim dihasilkan 30 ton mede. Biasanya dikirim ke Jombang, sebagian diolah sendiri. Sari buah mede dijual Rp 800 per gelas plastik.

Editor:
Bagikan