logo Kompas.id
β€Ί
Kajian Dataβ€ΊMengapresiasi Kerelawanan Guru...
Iklan

Mengapresiasi Kerelawanan Guru Agama

Peran guru agama nonformal penting dalam mengawal pendidikan agama. Sayangnya, kesejahteraan mereka belum optimal diperhatikan meskipun peran mereka lebih digerakkan oleh panggilan hati.

Oleh
Arita Nugraheni
Β· 1 menit baca
Taslim, sopir truk pengangkut pasir (kiri), dibantu dengan murid yang sudah senior, mengajari anak-anak di kawasan Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, belajar mengaji, Sabtu (16/4/2022). Taslim tergerak untuk menjadi pengajar karena melihat anak-anak di kawasan tempatnya bekerja banyak yang tidak bisa belajar membaca tulisan Arab.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO (TOK)

Taslim, sopir truk pengangkut pasir (kiri), dibantu dengan murid yang sudah senior, mengajari anak-anak di kawasan Desa Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten, belajar mengaji, Sabtu (16/4/2022). Taslim tergerak untuk menjadi pengajar karena melihat anak-anak di kawasan tempatnya bekerja banyak yang tidak bisa belajar membaca tulisan Arab.

Guru agama nonformal mengajar tanpa pamrih. Kehadirannya di tengah masyarakat menjadi oase budi pekerti. Mereka mengisi kekurangan pendidik formal yang masih terbatas. Perannya masih tak terganti.

Pendidik nonformal agama hadir di tengah masyarakat sebagai pelita budi pekerti. Salah satunya adalah yang kita kenal sebagai guru ngaji Al Quran, sekolah minggu, pasraman, maupun vijjalaya. Kehadirannya senantiasa memboboti khazanah keagamaan tiap generasi.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan