logo Kompas.id
β€Ί
Kajian Dataβ€ΊEnam Dasawarsa Perjuangkan...
Iklan

Enam Dasawarsa Perjuangkan Daya Saing Nelayan Indonesia

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang besar. Namun, potensi besar tersebut belum diimbangi oleh keunggulan daya saing nelayan.

Oleh
Agustina Purwanti
Β· 1 menit baca
Kapal nelayan yang terbuat kayu, atau disebut juga pompong, berjejer di Pelabuhan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (30/3/2022). Mayoritas nelayan di Natuna mengandalkan pompong berukuran antara 3 gros ton (GT) hingga 5 GT untuk menangkap ikan hingga di perairan perbatasan.
KOMPAS/PANDU WIYOGA

Kapal nelayan yang terbuat kayu, atau disebut juga pompong, berjejer di Pelabuhan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (30/3/2022). Mayoritas nelayan di Natuna mengandalkan pompong berukuran antara 3 gros ton (GT) hingga 5 GT untuk menangkap ikan hingga di perairan perbatasan.

Kehidupan nelayan yang lebih baik sudah diperjuangkan sejak enam dasawarsa lalu ketika Hari Nelayan Nasional ditetapkan pada 6 April 1961. Membangkitkan, menggerakkan, dan mendorong nelayan mencapai keadilan serta kemakmuran menjadi cita-cita besar yang hendak diwujudkan melalui momentum tersebut.

Namun, hingga kini harapan itu belum sepenuhnya menjadi kenyataan. Masih ditemukan nelayan Indonesia yang belum hidup sejahtera. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, dari sekitar dua juta nelayan, terdapat 11,34 persen masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kemiskinan tersebut dialami mayoritas nelayan kecil.

Editor:
YOHAN WAHYU
Bagikan