Bahruddin
Bahruddin, Sang Penggerak Pendidikan yang Memerdekakan
Bahruddin (54) meyakini, konsep pendidikan yang berbasis konteks kehidupan, berpusat pada anak, dan menghargai keberbagaian jenis kecerdasan anak ialah segala-segalanya. Lewat Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, ia memerdekakan anak-anak yang didampinginya untuk berkreasi.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F24cbaf52-cf23-4f45-bff9-d6788cd3567a_jpg.jpg)
Bahruddin (54) di sekitar rumahnya yang dijadikan tempat belajar Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, di Kelurahan Kalibening, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (22/4/2019).
Bahruddin (54) yakini, konsep pendidikan yang berbasis pada konteks kehidupan, berpusat pada anak, dan menghargai berbagai jenis kecerdasan anak adalah segala-segalanya. Lewat Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah, ia memerdekakan anak-anak untuk berkreasi.
Sore itu, Senin (22/4/2019), di salah satu ruangan Komunitas Belajar Qaryah Thayyibah (KBQT) di Kalibening, Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Bahruddin, yang akrab disapa Pak Din atau Kang Din, menghampiri sejumlah anak didiknya yang sedang mencari ide desain di depan komputer. Sesekali, Bahruddin mengajak mereka berdiskusi ringan.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 12 dengan judul "Bahruddin, Pendidikan yang Merdeka".
Baca Epaper Kompas