logo Kompas.id
β€Ί
Sastraβ€ΊMenonton Wayang
Iklan

Menonton Wayang

Anak lanang itu tak kuasa memejamkan mata seusai menonton. Ia senang bukan alang kepalang. Tergolek di kursi panjang.

Oleh
GDE ARYANTHA SOETHAMA
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/kiY10Z6UwWe5NIH1RXsejf7bubs=/1024x1280/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F11%2F09%2F02b79a2e-5821-4b92-9f3a-39c2c7dde604_jpeg.jpg

Seorang lelaki punya pengalaman sangat berkesan ketika menonton pergelaran wayang kulit. Waktu itu, awal 1960-an, ia masih di sekolah dasar.

Dari tempat tinggalnya di kota K, ia acap pulang kampung, sebuah dusun di kota G. Kendati jarak G dan K cuma 25 kilometer, pulang kampung kala itu sungguh istimewa, perjalanan yang ditunggu-tunggu, naik bus antarkota yang hanya dilayani enam bus sepanjang hari pergi-pulang. Rangka, dinding, tempat duduk, dan atap bus terbuat dari kayu.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan