CERPEN
Baliho
Dini hari itu ia hanya bisa merusak delapan baliho, keburu orang-orang mulai sibuk ke pasar. Dia berniat melakukan gerakan senyap, tapi ia bimbang, karena bisa kepergok anak muda yang sering pulang mabuk.

-
Tak pernah lelaki itu semuak kini. Sering kali ia mual jika menatap gambar selebar dua kali tiga meter itu. Ia mencoba bersikap biasa-biasa saja, tapi tetap tak kuasa mengelak dari baliho-baliho yang berdiri pongah di setiap tikungan dan sembarang sudut jalan.
Ribuan baliho caleg mengepung kota kecil itu, dipasang semau gue, berbagai ukuran, saling sodok, beraneka warna. Sesungguhnya laki-laki itu mencoba tak peduli, kecuali satu: baliho seorang caleg Partai Ungu. Sosok di poster itu sangat ia benci.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 10 dengan judul "Baliho".
Baca Epaper Kompas