Tamu Dini Hari
Tiba-tiba Suta melihat kepala tamu di hadapannya bertambah dari detik ke detik sampai berjumlah sepuluh.
Suta berkemas hendak meninggalkan gedung kesenian kota yang masih berdenyut selepas tengah malam. Ia minta maaf kepada teman-temannya yang masih asyik berbincang karena mendahului pulang dengan alasan, besok pagi ia harus mudik untuk mengikuti upacara perabuan ibu mertuanya.
Yang ingin ia lakukan setiba di rumah tentu membereskan sisa riasan di wajah sebelum membersihkan keringat yang mengering di sekujur tubuh. Namun, setelah memarkir motor di garasi samping rumah, mendadak ia merasakan sesuatu yang membuat kepalanya dipenuhi tanda tanya. Ada semacam firasat, akan terjadi sesuatu tetapi ia tidak dapat menerka. Itu sempat merampas waktunya yang sangat berharga sebelum ia memutuskan untuk mengabaikan.