logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊSampai Mana Bauran EBT...
Iklan

Sampai Mana Bauran EBT Indonesia?

Ketahanan energi Indonesia semakin meningkat, termasuk ketahanan energi dari sumber terbarukan yang minim polusi.

Oleh
BUDIAWAN SIDIK A
Β· 1 menit baca
Kompleks Baron Technopark di Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, dengan jam matahari sebagai daya tarik utamanya, Jumat (26/1/2024). Kawasan Baron Technopark yang mulai dibangun tahun 2010 itu menjadi model pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sekaligus berfungsi sebagai tempat wisata edukasi. Pembangkit listrik hibrida di tempat itu dibangun menggunakan dana dari hibah Norad Norwegia pada tahun 2009.
FERGANATA INDRA RIATMOKO

Kompleks Baron Technopark di Kecamatan Saptosari, Gunungkidul, DI Yogyakarta, dengan jam matahari sebagai daya tarik utamanya, Jumat (26/1/2024). Kawasan Baron Technopark yang mulai dibangun tahun 2010 itu menjadi model pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sekaligus berfungsi sebagai tempat wisata edukasi. Pembangkit listrik hibrida di tempat itu dibangun menggunakan dana dari hibah Norad Norwegia pada tahun 2009.

Ketahanan energi Indonesia secara umum semakin meningkat, termasuk ketahanan energi dari sumber terbarukan yang minim polusi. Namun, menguatnya ketahanan energi dari kelompok renewable ini tidak serta-merta membuat langkah meningkatkan bauran energi baru terbarukan atau EBT semakin mudah. Masih banyak tantangan dalam pengembangan proporsi konsumsi EBT di Indonesia.

Berdasarkan laporan Dewan Energi Nasional (DEN), hasil penilaian indeks ketahanan energi Indonesia pada tahun 2022 lalu sebesar 6,64. Nilai indeks sebesar ini menandakan bahwa ketahanan energi Indonesia secara umum dalam kondisi ”tahan”.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan