Debat Terakhir Capres, Isu Ketenagakerjaan dan Pendidikan Paling Dinanti Publik
Debat terakhir calon presiden terpilih Pemilu 2024 fokus pada isu ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Debat kelima kandidat Pemilihan Presiden 2024 yang akan diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum, pada Minggu (4/2/2024), memasuki babak terakhir. Publik masih menyambut antusias debat pamungkas yang akan menghadirkan para calon presiden tersebut dengan menyoroti isu tenaga kerja dan pendidikan.
Antusiasme publik menonton debat terakhir tersebut masih tergolong tinggi (72,6 persen). Hal itu terpotret dari hasil jajak pendapat Kompas pada 29 Januari–2 Februari 2024 kepada 510 responden di 34 provinsi.
Meski terekam masih antusias, ketertarikan publik mengikuti debat ini cenderung menurun dibanding debat sebelumnya, yakni antarcalon wakil presiden (cawapres) yang mencapai 81,1 persen.
Jika dibandingkan khusus debat antarcapres pada debat pertama dan ketiga, juga terlihat adanya penurunan. Pada debat pertama, antusiasme publik mencapai titik tertingginya, yaitu 85,2 persen. Pada debat ketiga di awal Januari 2024, antusiasme turun menjadi 75,2 persen.
Fenomena ini tidak dapat dilepaskan dari referensi publik terhadap pemaparan dan penampilan para kandidat capres sepanjang debat-debat sebelumnya. Boleh jadi, publik juga sudah mendapatkan gambaran mendalam pada substansi gagasan-gagasan capres. Apalagi, pilihan publik cenderung sudah mantap pada pasangan calon (paslon) presiden dan calon wakil presiden idolanya dan tidak terpengaruh lagi oleh adanya debat.
Hal ini diperkuat pada hasil jajak pendapat Kompas pascadebat keempat (21/1/2024), di mana 86,4 persen publik mengaku kandidat yang dipilih tidak akan berubah setelah menonton debat. Meski demikian, publik tetap antusias ingin mengikuti keseruan acara debat tersebut.
Dalam debat pamungkas nanti, kandidat capres nomor urut 1, Anies Baswedan; capres nomor urut 2, Prabowo Subianto; dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, akan membahas delapan isu, yaitu kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia (SDM), dan inklusi. Sejumlah isu yang diangkat dalam debat besok merupakan masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan masyarakat.
Hasil jajak pendapat memotret tiga isu krusial yang paling penting untuk dibahas adalah masalah ketenagakerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Baca juga : Debat Capres-Cawapres
Problem lapangan kerja
Dari delapan isu yang diangkat, problem ketenagakerjaan paling diharapkan publik untuk dibahas lebih mendalam. Bagian terbesar responden (27,2 persen) menyampaikan pendapat demikian. Jika dielaborasi lebih dalam, penyediaan lapangan pekerjaan menjadi problem yang mendapat perhatian paling utama. Enam dari 10 responden mengemukakan hal tersebut.
Tuntutan penyediaan lapangan pekerjaan tak lepas dari besarnya angka pengangguran di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengangguran di Indonesia mencapai 7,86 juta orang per Agustus 2023, dari total 147,71 juta angkatan kerja atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,32 pesen. Artinya, dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar 5 penganggur.
Hal ini menjadi perhatian para kandidat capres. Sejumlah program pun ditujukan untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih baik karena dengan memiliki pekerjaan yang baik kesejahteraan pun akan ikut terangkat. Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, misalnya, salah satu misinya adalah mengentaskan rakat dari kemiskinan dengan memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan kerja.
Demikian juga Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Melalui program ”Semua Pasti Kerja”, Ganjar-Mahfud berkomitmen menyediakan 17 juta lapangan kerja baru selama periode 2024-2029. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka bahkan mempunyai target lebih tinggi dengan penciptaan 19 juta lapangan pekerjaan.
Membuka kesempatan untuk mendapat pekerjaan tak lepas pula dari upaya meningkatkan kualitas SDM. Sebanyak 15 persen responden memberikan perhatian terhadap poin tersebut mengingat SDM unggul dan berdaya saing harus diraih menuju Indonesia Emas 2045 agar tidak terjebak dalam middle trap income dan menjadi negara maju.
Oleh karena itu, pendidikan sebagai fondasi untuk mewujudkan SDM yang unggul harus diperkuat. Sebanyak 25,6 persen responden mengharapkan isu pendidikan akan dibahas lebih mendalam pada debat pamungkas nanti.
Terutama terkait kualitas dan pemerataan pendidikan, seperti wajib belajar gratis, pemberian beasiswa, tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai, serta kurikulum yang disuarakan separuh dari responden. Pemerataan akses teknologi informasi juga menjadi perhatian 10 persen responden.
Terkait isu pendidikan, ketiga capres mempunyai program andalan. Pasangan Ganjar-Mahfud, antara lain, mempunyai program satu keluarga satu sarjana. Prabowo-Gibran menekankan pembangunan SDM unggul sehingga gizi yang baik harus tercukupi.
Anies- Muhaimin mempunyai program andalan yang menjadi salah satu simpul kesejahteraan, yaitu siswa dan mahasiswa sekolah berkualitas, biaya terjangkau, dan tuntas serta membangun anak Indonesia sehat, cerdas, berprestasi, dan bahagia.
Baca juga : Debat Capres
Kesejahteraan sosial
Publik juga memberikan penekanan kepada ketiga capres untuk fokus dan serius mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dengan program-program yang tepat sasaran dan tetap melanjutkan program perlindungan sosial.
Selain itu, publik juga mengharapkan debat yang melibatkan 12 panelis ini akan membahas lebih luas lagi terkait kemudahan layanan kesehatan seperti BPJS, layanan imunisasi, obat, dan pembangunan fasilitas kesehatan yang lebih merata.
Di samping itu, juga tetap memberikan perhatian lebih kepada kelompok rentan, seperti anak, warga lansia, dan disabilitas agar mendapat hak yang setara.
Publik menilai isu pada debat terakhir ini merupakan isu yang menarik dan dikuasai semua kandidat dengan program andalan masing-masing. Tentu harapannya akan menjadi debat pamungkas yang dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh ketiga capres untuk mencuri hati para pemilih, khususnya yang masih bimbang. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Pengaruh Debat Capres-Cawapres terhadap Keputusan Pemilih