logo Kompas.id
RisetSetelah Biodiesel, Terbitlah...
Iklan

Setelah Biodiesel, Terbitlah Bioetanol

Upaya pemerintah menghadirkan ”green gasoline” perlu dikaji dengan saksama karena rantai pasok bioetanol berbeda jauh dengan komoditas biodiesel.

Oleh
BUDIAWAN SIDIK A
· 1 menit baca
Tampak <i>nozel</i> untuk pertamax green 95 yang merupakan campuran gasoline (bensin) dengan bioetanol sebesar 5 persen (E5) di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (25/7/2023). Pertamax green 95 mulai diperkenalkan Pertamina ke publik sebagai bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
PT PERTAMINA (PERSERO)

Tampak nozel untuk pertamax green 95 yang merupakan campuran gasoline (bensin) dengan bioetanol sebesar 5 persen (E5) di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (25/7/2023). Pertamax green 95 mulai diperkenalkan Pertamina ke publik sebagai bahan bakar kendaraan yang lebih ramah lingkungan.

Bahan bakar nabati diandalkan untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan. Saat ini, biodiesel menjadi komoditas paling akseleratif. Keberhasilan ini akan ditindaklanjuti rencana peningkatan produksi biofuel lainnya untuk menghasilkan bioetanol.

Saat ini, pemerintah terus berupaya mereduksi emisi karbon di berbagai sektor kegiatan agar target jangka menengah pada 2030 dapat terealisasi. Salah satu sektor kegiatan yang kian masif mengimplementasikan upaya reduksi emisi karbon itu adalah bidang energi. Pemerintah terus berusaha meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) agar penggunaan energi fosil kian minim.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan