logo Kompas.id
RisetPeningkatan Pembiayaan Hijau...
Iklan

Peningkatan Pembiayaan Hijau Dirangsang ”Gempuran” Kebijakan

Realisasi pembiayaan hijau oleh empat perbankan terbesar di Indonesia tumbuh rata-rata 25 persen setiap tahun pada 2020-2022. Tren positif pertumbuhan pembiayaan hijau didukung kebijakan makroprudensial yang akomodatif.

Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
· 1 menit baca
Ashok Lavasa, Wakil Presiden untuk Operasi Sektor Swasta dan Kemitraan Pemerintah-Swasta Bank Pembangunan Asia (ADB), berbicara mengenai ekosistem pembiayaan hijau (<i>green financing</i>) yang perlu digalakkan untuk bisa menangani krisis iklim, saat KTT T20 di Nusa Dua, Bali, Senin (5/9/2022). Pembiayaan iklim dari sektor swasta dan filantropis dibutuhkan untuk membantu mendorong transisi energi di Asia Pasifik yang masih belum terjangkau. Kompas/Mahdi Muhammad
KOMPAS/MAHDI MUHAMMAD

Ashok Lavasa, Wakil Presiden untuk Operasi Sektor Swasta dan Kemitraan Pemerintah-Swasta Bank Pembangunan Asia (ADB), berbicara mengenai ekosistem pembiayaan hijau (green financing) yang perlu digalakkan untuk bisa menangani krisis iklim, saat KTT T20 di Nusa Dua, Bali, Senin (5/9/2022). Pembiayaan iklim dari sektor swasta dan filantropis dibutuhkan untuk membantu mendorong transisi energi di Asia Pasifik yang masih belum terjangkau. Kompas/Mahdi Muhammad

Dalam tiga tahun terakhir, tren pembiayaan hijau (green financing) di Indonesia terus meningkat. Capaian positif ini mensinyalkan hambatan pendanaan dan investasi menuju ekonomi rendah karbon mungkin dapat tertangani.

Konsep pembiayaan hijau di Indonesia populer setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Perjanjian Paris tentang Perubahan Iklim tahun 2016. Dalam ilmu ekonomi, pembiayaan hijau dapat berupa investasi atau kredit yang khusus diberikan untuk mendanai proyek pembangunan jangka panjang dan ramah lingkungan. Pembiayaan hijau dapat disalurkan langsung oleh perbankan atau melalui institusi lain.

Editor:
ROBERTUS MAHATMA CHRYSHNA
Bagikan