logo Kompas.id
RisetEBT dan Nuklir, Solusi Reduksi...
Iklan

EBT dan Nuklir, Solusi Reduksi Emisi Karbon Masa Depan

Suplai energi masa depan dunia ditopang oleh “renewable energy” (EBT) dan nuklir (PLTN). Selain mendorong perekonomian global, kedua sumber energi ini juga efektif mereduksi emisi karbon.

Oleh
Budiawan Sidik A
· 0 menit baca
Pembukaan forum ATOMEXPO XII 2022 yang di gelar pada 21-22 November 2022 di Park of Science and Art Federal Territory Sirius di Kota Sochi, wilayah Krasnodar, Rusia. Acara yang diinisiasi oleh Rosatom, BUMN industri nuklir milik pemerintah Rusia ini mengusung tema“Nuclear Spring: creating a sustainable future”. Forum tersebut berupaya menyatukan para pakar energi internasional, para ahli, pertemuan bisnis, serta diskusi-diskusi terkait pengembangan teknologi atom.
KOMPAS/BUDIAWAN SIDIK

Pembukaan forum ATOMEXPO XII 2022 yang di gelar pada 21-22 November 2022 di Park of Science and Art Federal Territory Sirius di Kota Sochi, wilayah Krasnodar, Rusia. Acara yang diinisiasi oleh Rosatom, BUMN industri nuklir milik pemerintah Rusia ini mengusung tema“Nuclear Spring: creating a sustainable future”. Forum tersebut berupaya menyatukan para pakar energi internasional, para ahli, pertemuan bisnis, serta diskusi-diskusi terkait pengembangan teknologi atom.

Masifnya kemajuan ekonomi dunia saat ini berimbas signifikan pada peningkatan emisi karbon yang berisiko tinggi pada ancaman krisis iklim. Energi hijau menjadi variabel penting yang perlu diakselerasi penyediaannya guna menjamin keberlangsungan hidup generasi mendatang.

Berdasarkan laporan ”Net Zero by 2050 A Roadmap for the Global Energy Sector” dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa energi fosil merupakan penyebab utama emisi karbon global saat ini. Pada 2020, dari total emisi karbon dunia sebanyak 33,90 juta ton CO2, sekitar 93 persen berasal dari proses pembakaran energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Oleh sebab itu, diversifikasi energi ramah lingkungan yang minim emisi karbon menjadi sebuah keniscayaan yang harus segera diimplementasikan di seluruh dunia.

Editor:
ANDREAS YOGA PRASETYO
Bagikan