logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊNasib Mantan Atlet Diabaikan, ...
Iklan

Nasib Mantan Atlet Diabaikan, Korupsi Diteruskan

Ada kaitan tidak langsung antara pembinaan atlet, kehidupan mantan atlet, dan prestasi olahraga dengan korupsi. Indonesia termasuk negara yang terhambat prestasi olahraganya karena korupsi.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/mBwLSDz6yar3cReCvLIVu38mmA8=/1024x678/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F05%2F20160318nut020.jpg
Kompas/Wisnu Widiantoro

Presiden Joko Widodo (depan), Menpora Imam Nahrawi (belakang), Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (tidak tampak) meninjau lokasi proyek Wisma Atlet Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON), Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (18/3/2016). Pemerintah belum mengambil keputusan untuk melanjutkan pembangunan, mengalihfungsikan bangunan, ataupun membiarkan proyek senilai Rp 1,2 triliun tetap mangkrak.

Ada kaitan tidak langsung antara pembinaan atlet, kehidupan mantan atlet, dan prestasi olahraga dengan korupsi di suatu negara. Indonesia termasuk negara yang terhambat prestasi olahraganya karena korupsi di sektor itu. Pendanaan difokuskan pada proyek olahraga yang justru menjadi ladang korupsi.

Amin Ikhsan menjalani hari-harinya dengan bantuan alat bantu pernapasan setelah divonis menderita gagal ginjal saat membela Kabupaten Bekasi dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar 2014 di Bekasi. Uang tabungannya terkuras untuk biaya kesehatan, terutama saat tiga bulan pertama dirawat di Rumah Sakit Santo Yusup, Bandung, dan cuci darah tiga kali seminggu. Tempat tinggal dan lapak usahanya pun telah digusur pemiliknya, yakni Pemerintah Kota Bandung.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan