logo Kompas.id
Riset”Tipping Point” dan Peluang...
Iklan

”Tipping Point” dan Peluang Produk Lawas Kembali Trendi

Setiap bentuk produk budaya memiliki kesempatan untuk populer dan kembali menjadi populer. Kodak dan Fujifilm membuktikan berhasil kembali populer di era digital.

Oleh
Yohanes Advent Krisdamarjati
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/see-aOLb6F1S3y123GqXqyicMO8=/1024x770/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F05%2F20210518ED2_1621663866.jpg
KOMPAS/EDDY HASBY

Hasil foto menggunakan slide film 35 mm pada kamera analog. Foto-foto ini memakai slide film Fujichrome dan Kodachrome.

Semua produk budaya yang dianggap lama, tua, bahkan ketinggalan zaman dapat dibangkitkan supaya kembali menjadi trendi. Strategi pengemasan produk seperti yang dilakukan Kodak melalui film solenoid dan Fujifilm melalui kamera instan terbukti mampu tumbuh di era digital.

Konsep tipping point atau titik kritis merujuk pada momen krusial di mana suatu kondisi dapat berubah secara signifikan. Peneliti yang juga editor, MaryAnne M Gobble, dalam artikelnya, ”Defining the Tipping Point (2019)”, coba menelusuri makna dan konteks istilah ini.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan