Jajak Pendapat
Publik Setuju Penguatan Alutsista
Tenggelamnya KRI Nanggala-402 membuka mata publik akan pentingnya penguatan sekaligus modernisasi alat utama sistem persenjataan. Publik juga berharap Indonesia mampu memproduksi alutsista secara mandiri di masa depan.
/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F04%2FBW-00010241-II-30-RNA001_1619002262.jpg)
Kapal selam KRI Nanggala di Pantai Cilegon pada geladi resik menyongsong Hari ABRI ke-36 tanggal 2 Oktober 1981. Hari ABRI diperingati setiap tanggal 5 Oktober. KRI Nanggala, buatan pabrik Howaldtswerke, Kiel, Jerman Barat, tiba di Indonesia pada akhir September 1981.
Demi meningkatkan pertahanan negara sekaligus menjaga kedaulatan wilayah Republik Indonesia, peningkatan kualitas alat utama sistem persenjataan atau alutsista penting dilakukan. Melalui kerja sama dengan negara maju, bangsa ini bisa mandiri dalam memproduksi alat pendukung pertahanan menjadi harapan publik.
Kesimpulan itu terekam dari hasil jajak pendapat Kompas pekan ini. Mayoritas responden (92,8 persen) menyatakan, untuk menjaga pertahanan dan kedaulatan wilayah Indonesia, pemerintah perlu secara berkala menambah alutsista dengan kualitas mutakhir atau lebih modern.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 0 dengan judul "Publik Setuju Penguatan Alutsista".
Baca Epaper Kompas