logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊPerempuan Kepala Keluarga...
Iklan

Perempuan Kepala Keluarga Dihantui Paradigma Lama

Konstruksi perempuan berada di ranah domestik kian usang. Makin banyak perempuan bekerja, bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Namun, keberadaan perempuan sebagai kepala keluarga belum diperkuat dari aspek hukum.

Oleh
Yohanes Mega Hendarto
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0FfPma79BRKx9ytdNOjBiTdSRBY=/1024x621/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F04%2F20200421Bah30_1587457191.jpg
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Pengemudi Suroboyo Bus, Eka Hardianti, mengecek GPS sesaat sebelum bertugas mengantarkan penumpang di Terminal Bungurasih, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (21/4/2020).

Paradigma tentang perempuan yang harus berperan dalam urusan domestik rumah tangga kian usang. Meski begitu, narasi lama ini masih berbenturan dengan budaya masyarakat. Komitmen dan pembagian peran rumah tangga menjadi kunci keluar dari belenggu.

Urusan domestik, seperti mengurus anak, memasak, dan membereskan rumah, sudah lama melekat pada sosok perempuan. Perempuan selalu diasosiasikan sebagai manusia pekerja (homo faber) domestik yang dinilai tidak dapat berkontribusi secara aktif di luar rumah sehingga perannya tidak lebih dari sekadar aktivitas dalam rumah.

Editor:
yogaprasetyo
Bagikan