logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊRantai Rapuh Industri Makanan ...
Iklan

Rantai Rapuh Industri Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman yang sejatinya prospektif dan tak bisa dipandang sebelah mata masih terus berhadapan dengan tantangan perbaikan di berbagai lini.

Oleh
AGUSTINA PURWANTI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/1wNjnsOmKzcn0ToTKnVhIQa5DQY=/1024x501/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F02%2Fkompas_tark_10807317_63_0.jpeg
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Ilustrasi. Beragam makanan produk usaha kecil menengah (UKM) ditawarkan dalam pameran Indonesia Halal Business and Food Expo 2014 di Jakarta Convention Center, Jumat (19/12/2014). Potensi produk makanan yang bersertifikasi halal sangat besar untuk pasar di Indonesia dan Asia Tenggara. Tahun ini nilai ekspor produk halal di Asia Tenggara mencapai 100 juta dollar AS.

Industri makanan dan minuman terus berjibaku dengan lemahnya rantai bisnis, mulai dari ketersediaan bahan baku, teknologi, hingga sinergi antarskala perusahaan.

Berhadapan dengan berbagai tantangan, kinerja industri makanan dan minuman sebenarnya masih tetap meningkat, saat kinerja separuh industri pengolahan nonmigas lainnya menurun, awal tahun ini. Makanan dan minuman menjadi salah satu industri yang tetap tumbuh positif 3,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Editor:
bimasakti
Bagikan