logo Kompas.id
β€Ί
Risetβ€ΊMelawan Stigma Negatif...
Iklan

Melawan Stigma Negatif Penderita Tuberkulosis

Masyarakat masih belum benar-benar memahami penyebab, penularan, dan pencegahan penyakit tuberkulosis. Akibatnya muncul stigma yang menghambat penanggulangan TBC di Indonesia.

Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/zC-YN0SV7x6OUxkwZu3pW8xoUAE=/1024x653/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F01%2Fkompas_tark_22544171_50_0.jpeg
Kompas

Warga mengumpulkan dahak kepada petugas di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, Kamis (24/3/2018), untuk diperiksa menggunakan Gene-Xpert, yaitu alat untuk mengetahui ada-tidaknya kuman tuberkulosis yang sudah kebal obat. Pemeriksaan tersebut gratis selama satu bulan, yaitu 24 Maret-24 April 2018.

Meskipun telah menjadi penyakit menular utama di Indonesia sejak lama, tuberkulosis atau TBC belum benar-benar dikenali masyarakat. Minimnya pengetahuan publik terhadap penyakit TBC terekam dari hasil jajak pendapat Kompas, 11-13 Maret 2020.

Umumnya masyarakat mengenal TBC sebagai penyakit menular yang menginfeksi saluran pernapasan. Ini ditunjukkan oleh respon pertama yang diungkapkan publik ketika mendengar kata TBC. Sebagian besar publik menyebutkan tuberkulosis sebagai penyakit menular (26,8 persen), penyakit paru-paru (25,0 persen), dan penyakit batuk atau flu (24,4 persen).

Editor:
Bagikan