logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊAnak Widji Thukul Tagih Janji ...
Iklan

Anak Widji Thukul Tagih Janji Jokowi Ungkap Kematian Ayahnya, Ganjar: Pemimpin Harus Amanah

Di Hajatan Rakyat, putri Widji Thukul mempertanyakan komitmen Presiden Jokowi dalam mengungkap penculikan Widji Thukul.

Oleh
NIKOLAUS HARBOWO, NINO CITRA ANUGRAHANTO
Β· 2 menit baca
Anak dari aktivis Widji Tukhul ditemani Butet Kertaradjasa membacakan sebuah puisi karya ayahnya di hadapan para pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam Hajatan Rakyat di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/NIKOLAUS HARBOWO

Anak dari aktivis Widji Tukhul ditemani Butet Kertaradjasa membacakan sebuah puisi karya ayahnya di hadapan para pendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dalam Hajatan Rakyat di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

SURAKARTA, KOMPAS - Anak dari aktivis Widji Thukul, Fitri Nganthi Wani, menagih janji Presiden Joko Widodo yang pernah mengatakan bakal mengungkap kasus penculikan Widji Thukul dan akan menemukan kuburannya jika memang sudah meninggal. Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, juga mengingatkan bahwa seorang pemimpin harus bisa memegang amanah dan mendengarkan suara rakyat.

Budayawan Butet Kertaradjasa dan Fitri Nganthi Wani, hadir dalam Hajatan Rakyat, kampanye rapat umum Ganjar Pranowo-Mahfud MD, di Benteng Vastenburg, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024). Di hadapan para pendukung Ganjar-Mahfud, Butet mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi ketika ingin maju menjadi calon presiden pada 2014, sempat berjanji ke Dyah Sujirah atau lebih akrab disapa Sipon, istri Widji.

Jokowi berjanji bakal mengungkap kasus penculikan Widji dan akan menemukan kuburannya jika sudah meninggal. Namun, hingga hari ini, janji itu tidak pernah ditepati. "Widji Thukul yang diculik, dan yang menculik mencapreskan. Sampai hari ini kita tidak tahu di mana kuburnya. Kalau memang sudah meninggal, bagaimana nasibnya, kita tidak tahu," ujar Butet.

Fitri Nganthi Wani kemudian membacakan salah satu puisi karya ayahnya, berjudul Peringatan. Ia mengaku sedih karena proses penghilangan paksa terhadap ayahnya tidak kunjung beres, begitu pula Jokowi yang tak kunjung menepati janji.

"Sampai sekarang kami masih mengingat janji yang pernah diucapkan Pak Presiden Jokowi perihal Widji Thukul harus ketemu, kasus Widji Thukul harus selesai dan harus bisa ditemukan hidup atau mati," katanya.

Baca juga: Megawati Ingatkan Jangan Pilih Pemimpin Hanya karena Bagikan Bansos

Mural aktivis hak asasi manusia (Munir, Marsinah, dan Widji Thukul) yang meninggal dunia atau hilang karena perjuangan mereka, di sebuah dinding di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan, Banten, Senin (12/3/2023).
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN

Mural aktivis hak asasi manusia (Munir, Marsinah, dan Widji Thukul) yang meninggal dunia atau hilang karena perjuangan mereka, di sebuah dinding di kawasan Rempoa, Tangerang Selatan, Banten, Senin (12/3/2023).

Ganjar kemudian menanggapi puisi yang dibawakan Fitri Nganthi Wani. Menurut Ganjar, seorang pemimpin harus mau mendengar keluhan rakyatnya, sehingga masalah yang dihadapi rakyat bisa diatasi.

Iklan

"Agar pemimpin di mana pun kita berada membawa amanah harus selalu mendengarkan. Tak hanya itu, termasuk merasakan. Maka sebenarnya seorang pemimpin tak harus diteriaki, pemimpin tak boleh kemudian diam karena teriakan di rakyat, karena kita harus bisa merasakan," ucap Ganjar.

Menurut dia, hal itu yang membuat dalam perjalanannya bersama Mahfud, ia mencoba mendengarkan suara rakyat dengan tidur di rumah rakyat.

Agar pemimpin di mana pun kita berada membawa amanah harus selalu mendengarkan. Tak hanya itu, termasuk merasakan.

Kandang PDI Perjuangan

Ganjar mengapresiasi besarnya dukungan dari warga dalam kampanye pamungkas itu. Ia takjub simpatisan pendukung datang dari wilayah Solo (Surakarta) Raya. Namun, ada juga pendukung dari wilayah Yogyakarta.

Ganjar dalam pidatonya juga mengungkapkan bahwa Surakarta adalah daerah yang spesial bagi PDI Perjuangan. Karena itu, Surakarta akan tetap menjadi kandang dari partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Solo spesial. Mohon izin untuk partai-partai lain, memang, PDI Perjuangan, kandangnya dari sini," ujar Ganjar disambut riuh teriakan dari para pendukungnya di Benteng Vastenburg.

Capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD disapa oleh warga yang berada di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO

Capres dan cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD disapa oleh warga yang berada di Balai Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (10/2/2024).

Semakin spesial, lanjut Ganjar, dalam kampanye pamungkas di Surakarta, semua pengurus dan politisi PDI-P hadir dalam Hajatan Rakyat. Ia kemudian mengenalkan para politisi PDI-P yang hadir, seperti Ketua DPP yang juga Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Puan Maharani; Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDI-P, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul; hingga Ketua DPC PDI-P Surakarta, FX Hadi Rudyatmo.

"Maka komplit, Mas Pacul hadir, Mas Rudy hadir di sini dan memang ini (Solo) dapilnya Mbak Puan. Jadi Mbak Puan dari pertama sudah mewakili Solo Raya ini, terima kasih," tutur Ganjar.

Lebih jauh, Ganjar juga menyapa para hadirin dari partai politik pengusung selain PDI-P yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Perindo, dan Partai Hanura. Di antaranya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri; Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.

Selain itu juga ada Ketua Umum Hanura Oesman Sapta Odang; Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PPP sekaligus Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno; dan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy.

Editor:
ANTONY LEE
Bagikan