logo Kompas.id
Politik & HukumGagasan Pendiri Bangsa yang...
Iklan

Gagasan Pendiri Bangsa yang Terlupakan

Pendiri bangsa menyatakan Indonesia harus menjadi milik semua, bukan segelintir orang. Di forum Gagas RI, Haedar Nashir mengingatkan gagasan itu, melihat praktik politik yang dikuasai kelompok tertentu.

Oleh
HIDAYAT SALAM
· 0 menit baca
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pandangannya dalam diskusi Gagas RI dengan tema Ekonomi, Keadilan, dan Kemanusiaan di Menara Kompas, Jakarta, Senin (29/5/2023). Selain Haedar Nashir sebagai narasumber utama dalam diskusi ini, hadir juga sebagai panelis Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta, pendiri dan ekomom Core Indonesia Hendri Saparini, serta sosiolog organisasi dan pembangunan Meuthia Ganie.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pandangannya dalam diskusi Gagas RI dengan tema Ekonomi, Keadilan, dan Kemanusiaan di Menara Kompas, Jakarta, Senin (29/5/2023). Selain Haedar Nashir sebagai narasumber utama dalam diskusi ini, hadir juga sebagai panelis Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta, pendiri dan ekomom Core Indonesia Hendri Saparini, serta sosiolog organisasi dan pembangunan Meuthia Ganie.

Kemiskinan, kesenjangan sosial, dan ketidakadilan sosial merupakan masalah yang tidak boleh dibiarkan atau dipandang sebagai masalah pinggiran. Nyatanya, ketiga masalah itu turut berdampingan dengan pragmatisme politik yang melahirkan oligarki, transaksi politik sesaat, korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Negara dan Pemerintah Indonesia diingatkan agar benar-benar berdaulat, termasuk dari hegemoni politik oligarki.

Demikian sebagian isi pidato Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir di forum Gagas RI yang diselenggarakan KG Media di Menara Kompas, Jakarta, Senin (29/5/2023) malam. Dengan mengangkat judul ”Ekonomi, Keadilan, dan Kemanusiaan”, Haedar merefleksikan keadaan Bangsa Indonesia yang saat ini masih jauh dari nilai Pancasila, agama, dan nilai-nilai luhur bangsa.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan