Pengamat: Tarik Ulur ”Reshuffle” Dipengaruhi Faktor Politik dan Optimalisasi Kinerja Kabinet
Tahun-tahun terakhir masa pemerintahan akan jadi pertaruhan kredibilitas bagi setiap pihak di Kabinet Indonesia Maju yang diamanahi jalankan roda pemerintahan. Jika terjadi tata ulang, harus utamakan percepatan kinerja.
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang akhir masa jabatannya, Presiden Joko Widodo dinilai perlu fokus mengoptimalisasi kinerja Kabinet Indonesia Maju untuk menuntaskan janji politik. Untuk itu, Presiden Jokowi dan kabinetnya harus bekerja ekstra luar biasa untuk menghasilkan percepatan. Keinginan untuk memberikan kinerja terbaik di masa akhir jabatan yang tersisa 23 bulan ini pula yang dinilai menjadi salah satu faktor tarik ulur rencana reshuffle atau perombakan kabinet.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menegaskan bahwa semua presiden, termasuk Jokowi, ingin punya legacy atau warisan yang baik. ”Kebijakan Jokowi dalam kurang dua tahun terakhir harus dipenuhi oleh kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menjadi peninggalan yang baik. Oleh karena itu, Presiden berusaha untuk menjadikan dirinya sebagai Presiden yang sukses husnul khotimah,” ujar Ujang ketika dihubungi pada Jumat (20/1/2023).