Jalan Berliku Mengakses Pelayanan Publik Berbasis Digital
Belum semua warga dapat mengakses pelayanan publik berbasis digital dengan mudah. Sebagian harus hadapi sistem yang tak merespons, hingga akhirnya menempuh pintu belakang, meminta bantuan petugas di pemerintah setempat.
Akses ke pelayanan publik berbasis elektronik ternyata tak semudah yang dikira. Sebagian warga harus menghadapi jalan berliku dalam mengaksesnya. Mulai dari sistem yang tak merespons sampai akhirnya kembali menempuh pintu belakang, meminta bantuan petugas di pemerintahan setempat.
Pengurusan dokumen kependudukan yang berliku-liku harus dihadapi Zefanya Johandy (55), warga Medan, Sumatera Utara, yang baru saja pindah ke Tangerang Selatan. Layanan permintaan nomor antrean secara daring untuk permohonan penerbitan KTP elektronik via website Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tangsel tak berfungsi sesuai harapan, sementara kartu keluarga sudah ia peroleh dari kelurahan setempat.