logo Kompas.id
Politik & HukumPerkuat Literasi Keagamaan di ...
Iklan

Perkuat Literasi Keagamaan di Era Disrupsi

Disrupsi menjadi hal yang tidak terelakkan. Umat beragama perlu menyikapi perubahan-perubahan secara arif dan berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan yang selalu mengajarkan nilai-nilai keseimbangan dan jalan tengah.

Oleh
IQBAL BASYARI
· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/UtawWWKZTViYBocDxZtsvy5I-lU=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F332734e1-9578-4849-b164-599d88be11e9_JPG.jpg
KOMPAS/RHAMA PURNA JATI

Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan pidatonya saat menutup Kongres Umat Islam Indonesia VII di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Jumat (28/2/2020) malam. Dari hasil kongres itu tercetus sembilan poin penting yang dinilai sebagai jawaban dari permasalahan bangsa.

JAKARTA, KOMPAS — Menteri Agama Fachrul Razi mengingatkan umat beragama untuk meningkatkan literasi keagamaan di era disrupsi teknologi. Literasi keagamaan yang kuat dinilai mampu membawa ajaran agama yang diskursif dan mencerahkan.

Hal tersebut diungkapkan Fachrul saat International Symposium on Religious Life (ISRL) 2020 bertajuk ”Kehidupan Beragama, Etika, dan Martabat Manusia di Era Disrupsi” yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2020). Acara yang digelar secara daring dan luring itu turut diikuti oleh sejumlah peneliti dari 12 negara, antara lain Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Iran, Pakistan, dan Amerika Serikat.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan