Perkuat Literasi Keagamaan di Era Disrupsi
Disrupsi menjadi hal yang tidak terelakkan. Umat beragama perlu menyikapi perubahan-perubahan secara arif dan berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan yang selalu mengajarkan nilai-nilai keseimbangan dan jalan tengah.
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Agama Fachrul Razi mengingatkan umat beragama untuk meningkatkan literasi keagamaan di era disrupsi teknologi. Literasi keagamaan yang kuat dinilai mampu membawa ajaran agama yang diskursif dan mencerahkan.
Hal tersebut diungkapkan Fachrul saat International Symposium on Religious Life (ISRL) 2020 bertajuk ”Kehidupan Beragama, Etika, dan Martabat Manusia di Era Disrupsi” yang diselenggarakan oleh Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama di Bogor, Jawa Barat, Selasa (3/11/2020). Acara yang digelar secara daring dan luring itu turut diikuti oleh sejumlah peneliti dari 12 negara, antara lain Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Iran, Pakistan, dan Amerika Serikat.