Kasus Paniai, Perdamaian di Papua, dan Janji Presiden
Nasib pengusutan kasus Paniai mirip dengan sejumlah kasus dugaan pelanggaran HAM berat masa lalu lainnya yang tak jelas ujungnya. Presiden punya otoritas dan janji untuk menuntaskannya.
Kekerasan demi kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia di Papua hendaknya bukan labirin yang tak bertepi, tetapi lorong yang memiliki ujung. Ini pula yang diharapkan ketika penyelidikan kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia berat di Paniai, Papua, tahun 2014, telah dituntaskan oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Hanya saja untuk tiba di ujung lorong, bukan perkara mudah.
Hari baru saja berganti, pertengahan Desember lima tahun silam. Keheningan malam di Kampung Ipakiye, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua, terusik oleh insiden antara oknum aparat keamanan dan sejumlah pemuda kampung. Insiden disinyalir bermula saat warga menegur oknum aparat yang mengendarai mobil tanpa menyalakan lampu. Namun oknum tersebut tidak terima, dan kemudian berbuah penganiayaan pada sejumlah pemuda.