logo Kompas.id
β€Ί
Politik & Hukumβ€ΊBuka Alternatif Lain Sistem...
Iklan

Buka Alternatif Lain Sistem Pemilu

Peneliti dari Universitas Leiden, Belanda, Ward Berenschot, menawarkan gagasan di antara perdebatan sistem pemilu yang mengemuka selama ini, yaitu mengintegrasikan pemilu legislatif dan pemilihan kepala daerah.

Oleh
INGKI RINALDI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JOVk4-l7nT6lqgyIK7R1PgCxJrA=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2F5aadc9a1-9451-4a70-b7c1-f99dc6def01b_jpg.jpg
KOMPAS/INGKI RINALDI

Sejumlah peserta diskusi pengenalan buku berjudul Democracy For Sale: Pemilu, Klientelisme, dan Negara di Indonesia, Jumat (21/2/2020), di Kantor Redaksi Harian Kompas, Jakarta. Dalam diskusi itu hadir Ward Berenschot sebagai salah seorang penulis buku tersebut dan Andreas Haryono, editor dari Yayasan Pustaka Obor Indonesia yang menerbitkan buku tersebut.

JAKARTA, KOMPAS β€” Perdebatan soal sistem pemilu perlu dibuka lebih luas. Tak semata berfokus pada sistem proporsional terbuka atau tertutup untuk pemilu legislatif. Tak juga semata berfokus pada pemilihan langsung atau tidak langsung untuk pemilihan kepala daerah. Opsi sistem lain bisa jadi dapat memperkuat demokrasi dan mengatasi persoalan yang kerap muncul setiap kali pemilu.

Hal ini menjadi salah satu yang mengemuka saat Ward Berenschot mengenalkan materi dalam buku berjudul Democracy For Sale: Pemilu, Klientelisme, dan Negara di Indonesia, di Kantor Redaksi Harian Kompas, Jakarta, Jumat (21/2/2020). Ward Berenschot menjadi salah satu penulis buku tersebut. Selain Ward Berenschot, hadir pula Andreas Haryono, editor dari Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Yayasan itu menjadi penerbit buku tersebut.

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan