logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊDemokrasi dan Fluiditas
Iklan

Demokrasi dan Fluiditas

Politik tidak bekerja seperti air yang beku, tetapi cair. Karena itu, perubahan bisa terjadi setiap saat.

Oleh
ULIL ABSHAR-ABDALLA
Β· 1 menit baca
Ulil Abshar Abdalla
PANDU LAZUARDY PATRIARI

Ulil Abshar Abdalla

Hal yang menarik, tetapi sekaligus juga menggelisahkan, dalam sistem demokrasi seperti yang kita alami di Indonesia saat ini ialah adanya fluidity atau kemencairan dalam politik. Politik bergerak begitu dinamis, begitu orang-orang sering berkata. Politik tidak bekerja seperti air yang beku, tetapi cair. Karena itu, perubahan bisa terjadi setiap saat.

Fluiditas itu terjadi pada banyak tingkatan dan aspek: di tingkat politik nasional atau daerah, di dalam ranah para aktor yang bermain (baik partai maupun nonpartai) ataupun publik yang menjadi pemilih. Gejala fluiditas ini sudah kita lihat sejak lama dalam dinamika politik di negeri ini, tetapi makin akut dan ”intens” dalam tahun-tahun terakhir ini, terutama pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan