logo Kompas.id
OpiniRakyat Hanya Dianggap Penonton
Iklan

Surat Pembaca

Rakyat Hanya Dianggap Penonton

Rakyat hanya dianggap sebagai penonton, sementara keputusan sepenuhnya berada di tangan elite partai.

Oleh
REDAKSI
· 1 menit baca
https://assetd.kompas.id/fpc8f_dyk4ehrviw_vVmKHlnxZg=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2022%2F10%2F17%2F761c66e3-11d5-4892-af11-c9e03f8f72dc_jpg.jpg

Dinamika politik yang terjadi belakangan ini telah mengubah konstelasi politik Indonesia, mulai dari kontestasi pemilihan presiden hingga menjelang pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak. Kita menyaksikan manuver dan drama politik yang sering kali tidak selaras dengan etika, norma, dan kelaziman demokrasi.

Langkah-langkah dan sikap yang dipertontonkan elite politik dan penguasa semakin sulit dipahami nalar publik dan tidak mencerminkan kedewasaan dalam berdemokrasi.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul " Rakyat Hanya Dianggap Penonton".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.