logo Kompas.id
OpiniMental Kolonial
Iklan

ANALISIS POLITIK

Mental Kolonial

Hukum tak lagi berdaulat sesuai impian pendiri republik, tetapi tunduk pada kehendak penguasa yang bermental kolonial.

Oleh
SUKIDI
· 1 menit baca
Sukidi
SALOMO TOBING

Sukidi

Merdeka! Merdeka! Merdeka! Pekik merdeka selalu digelorakan Megawati Soekarnoputri dengan lantang. Ia menjiwai pesan ayahnya, Soekarno, agar ”dengungkan terus pekik itu sebagai dengungan jiwa yang merdeka” (1945).

Lebih dari perjuangan mengusir kolonialisme dari Tanah Air, kemerdekaan sejatinya menandai kemenangan jiwa manusia yang merdeka atas banalitas keserakahan, otoritarianisme, dan kejahatan kolonial. Hampir 79 tahun merdeka, warisan kolonial yang tak berperikemanusiaan itu justru dipraktikkan dan dirutinkan penguasa bermental kolonial sebagai suatu kebiasaan yang normal.

Editor:
ANTONIUS PONCO ANGGORO
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 1 dengan judul "Mental Kolonial".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...