logo Kompas.id
OpiniStudi Tur
Iklan

Bahasa

Studi Tur

Praktik tanam paksa kata-kata asing harus dihindari karena bisa mencincang ciri dan kaidah bahasa.

Oleh
WILLY PRAMUDYA
· 0 menit baca
Ada kalangan yang ”mengalah” dengan memadankan <i>study tour</i> menjadi <i>studi tur</i>, sebuah tindakan yang keliru.
SUPRIYANTO

Ada kalangan yang ”mengalah” dengan memadankan study tour menjadi studi tur, sebuah tindakan yang keliru.

Tingginya penggunaan kata-kata asing di ”pasar” penggunaan bahasa Indonesia bukanlah hal yang baru. Walakin, hanya sedikit yang menyadari betapa gejala yang bertalian dengan sikap bahasa itu menggembol masalah besar, yakni kuatnya praktik tanam paksa kata-kata asing di ladang penggunaan bahasa Indonesia.

Salah satu bukti terkini kuatnya praktik tersebut terlihat dalam penggunaan istilah study tour pada teks-teks berbahasa Indonesia di media (massa) selepas terjadinya peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar sebuah SMK di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Istilah study tour jauh lebih banyak digunakan daripada padanan-padanannya dalam bahasa Indonesia.

Editor:
EVY RACHMAWATI
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Studi Tur".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Artikel Terkait
Belum ada artikel
Iklan