Bahasa
Studi Tur
Praktik tanam paksa kata-kata asing harus dihindari karena bisa mencincang ciri dan kaidah bahasa.

Ada kalangan yang ”mengalah” dengan memadankan study tour menjadi studi tur, sebuah tindakan yang keliru.
Tingginya penggunaan kata-kata asing di ”pasar” penggunaan bahasa Indonesia bukanlah hal yang baru. Walakin, hanya sedikit yang menyadari betapa gejala yang bertalian dengan sikap bahasa itu menggembol masalah besar, yakni kuatnya praktik tanam paksa kata-kata asing di ladang penggunaan bahasa Indonesia.
Salah satu bukti terkini kuatnya praktik tersebut terlihat dalam penggunaan istilah study tour pada teks-teks berbahasa Indonesia di media (massa) selepas terjadinya peristiwa kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar sebuah SMK di Depok, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Istilah study tour jauh lebih banyak digunakan daripada padanan-padanannya dalam bahasa Indonesia.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 8 dengan judul "Studi Tur".
Baca Epaper Kompas