Ke Mana Arah Kebijakan Energi Prabowo?
Lima tahun ke depan, alih-alih melakukan transisi energi, Indonesia mungkin akan semakin tergantung pada energi fosil.
![Ilustrasi](https://cdn-assetd.kompas.id/lGtMv859qVzkT13_aoAc6EhBUzs=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F06%2F03%2F4736e4d1-bbe1-454d-bc89-93994c98b720_jpg.jpg)
Ilustrasi
Dalam kunjungannya ke China beberapa waktu lalu, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya akan melanjutkan model pembangunan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satu kebijakan pembangunan Indonesia yang ditunggu-tunggu negara-negara di dunia adalah kebijakan di sektor energi.
Kebijakan energi Indonesia menjadi sorotan dunia karena terkait dengan krisis iklim yang juga menjadi perhatian para pengambil kebijakan di tingkat internasional. Posisi Indonesia dalam kebijakan energi terkait krisis iklim sangat penting karena Indonesia adalah pengekspor batubara dan juga pemilik cadangan nikel untuk komponen bagi pengembangan energi terbarukan.