logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPerempuan Nelayan di Tengah...
Iklan

Perempuan Nelayan di Tengah Perubahan Iklim

Perubahan iklim membawa dampak berlapis bagi perempuan nelayan, tetapi kebijakan pemerintah belum transformatif jender.

Oleh
ANDI MISBAHUL PRATIWI
Β· 1 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/g2vXeQeq8snBbn3i5PVG2fCEKYg=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F05%2F14%2F64480b58-184e-4a0e-8f62-4f374916c4c4_jpg.jpg

Wilayah pesisir di Indonesia mengalami ancaman kerusakan ekosistem yang disebabkan berbagai faktor terkait, mulai dari percepatan kenaikan air laut di wilayah Asia, hilangnya terumbu karang, rusaknya ekosistem mangrove, hingga pencemaran air laut oleh berbagai jenis limbah. Penyumbang paling utama adalah pembangunan ekstraktif besar-besaran di berbagai belahan dunia yang kemudian mempercepat terjadinya krisis iklim.

Bappenas (2021) menunjukkan bahwa apabila tidak ada upaya adaptasi dan mitigasi, maka sektor kelautan dan pesisir akan mengalami kerugian ekonomi tertinggi akibat perubahan iklim, yakni sebesar Rp 81 miliar. Dampak ini akan dirasakan oleh masyarakat secara nyata, terutama mereka yang terlibat dalam industri perikanan.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan