logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊPetruk dan Nepotisme
Iklan

Petruk dan Nepotisme

Nepotisme terutama disorot dalam bisnis dan politik. Di Indonesia, belakangan nepotisme dihubungkan dengan peran Petruk.

Oleh
SENO GUMIRA AJIDARMA
Β· 1 menit baca
Iklan tentang komik <i>Prabu Petruk</i> (1956) di sampul belakang komik Hardjo Tingtong gubahan Indri Soedono (1926-1979).
ARSIP SENO GUMIRA AJIDARMA

Iklan tentang komik Prabu Petruk (1956) di sampul belakang komik Hardjo Tingtong gubahan Indri Soedono (1926-1979).

Dengan kacamata tata negara 2024, kata-kata dalam iklan tentang komik Prabu Petruk yang bermaksud menunjukkan keburukan orang berkuasa itu bisa membingungkan: jika berkuasa, dan menjauhi keluarga, bukankah seperti menjauhi nepotisme, dan artinya baik-baik saja?

Kalau diklakklik, nep dalam nepotisme ternyata dari nephews, para keponakan, yang terasalkan dari Il nipotismo di Roma (The History of Popes’ Nephews), buku tentang perilaku Paus Sixtus IV. Semasa kepausannya pada abad ke-15, banyak proyek diberikan kepada keluarga, terutama keponakannya (https://www.merriam-webster.com/dictionary/nepotism).

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan