logo Kompas.id
OpiniPartai Guram
Iklan

Partai Guram

Tepatkah istilah ”partai guram” disematkan pada parpol yang tak dapat melewati ambang batas parlemen?

Oleh
RIDWAN ARIFIN
· 0 menit baca
Kata <i>guram</i> memiliki bobot makna yang mengandung dimensi historis dan psikososial yang mendalam.
SUPRIYANTO

Kata guram memiliki bobot makna yang mengandung dimensi historis dan psikososial yang mendalam.

Sejak zaman Soekarno, istilah partai guram telah berkembang di kancah politik. Istilah ini merujuk pada partai kecil yang keberadaannya nyaris tak terasa, seperti kutu ayam dalam bahasa Jawa, gurem. Partai ini hanya berhasil mengantongi suara yang minim dan mendapatkan dua kursi parlemen, suatu gambaran kiasan yang menyiratkan sesuatu yang ”kecil sekali”.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat kata guram sebagai dua lema yang berbeda. Pertama, sebagai kata sifat yang menggambarkan sesuatu yang suram atau muram. Kedua, sebagai kata benda yang berarti hewan tungau dengan ciri kaki panjang dan tubuh berwarna putih keabu-abuan, yang berubah menjadi cokelat kemerahan saat membesar; serta sebagai kata sifat, berupa kiasan untuk sesuatu yang kecil dan tidak bermutu atau tidak diperhitungkan.

Editor:
ICHWAN SUSANTO
Bagikan