Tengkes dan ”Food Taboo”
Perlu intervensi enkulturasi nilai kesehatan dan konsensus negara terhadap masyarakat dalam menjinakkan ”food taboo”.
Indonesia secara sistematis berupaya keras menurunkan angka tengkes (stunting) dengan pendekatan termutakhir, yakni intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik. Namun, yang selalu tak diseriusi adalah aspek budaya, sementara budaya adalah konstruksi perilaku kesehatan dan promosi kesehatan.
Akibatnya, secara global, berdasarkan data Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka prevalensi tengkes Indonesia menempati urutan tertinggi ke-27 dari 154 negara yang memiliki data tengkes. Ini menjadikan Indonesia berada di urutan ke-5 di antara negara-negara di Asia, dan Indonesia di urutan tertinggi kedua prevalensi tengkes di Asia Tenggara pada 2020.