logo Kompas.id
β€Ί
Opiniβ€ΊHujan di Depan Istana
Iklan

Hujan di Depan Istana

Kalau kejahatan besar tidak diselidiki dan pelakunya tidak dihukum, konsolidasi demokrasi pun sulit terjadi.

Oleh
BUDIMAN TANUREDJO
Β· 0 menit baca
Budiman Tanuredjo
SALOMO

Budiman Tanuredjo

Kamis, 15 Februari 2024 siang, sehari setelah Pemilu 2024, hujan lebat mengguyur Jakarta. Mata saya tertuju pada Aksi Kamisan di depan Istana Merdeka. Itu adalah Aksi Kamisan ke-805. Aksi Kamisan mirip dengan gerakan The Mothers of The Plaza de Mayo, kelompok ibu-ibu yang anaknya hilang diculik rezim militer di Argentina.

Di Indonesia, Kamisan adalah gabungan keluarga korban pelanggaran hak asasi manusia sejak tahun 1965 hingga era Orde Baru. Mereka berjuang menuntut keadilan. Mereka berjuang menuntut ditiadakannya impunitas bagi pelaku kejahatan kemanusiaan. Bicara soal Kamisan tertuju pada sosok ibu yang kian renta, Maria Katarina Sumarsih, ibunda Bernardino Norma Imawan (Wawan), mahasiswa Universitas Atma Jaya yang tewas diterjang peluru aparat keamanan, 13 November 1998.

Editor:
MADINA NUSRAT
Bagikan