logo Kompas.id
ā€ŗ
Opiniā€ŗKomunikasi Etis Bermartabat
Iklan

Komunikasi Etis Bermartabat

Persuasi kampanye Pemilu 2024 cenderung menekankan efektivitas seharusnya juga menjunjung etika dan bermartabat.

Oleh
EDUARD LUKMAN
Ā· 2 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/NcwPkZKECOQXwNiqRvFK8DDN3jQ=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2024%2F01%2F28%2F2004814b-ca9a-4011-8e65-4daff6c2e057_jpg.jpg

Beragam cara dilakukan para kontestan Pemilu 2024 untuk mengalahkan pesaing dan membujuk pemilih, termasuk yang terasa kurang elegan bahkan kurang etis. Misalnya yang kita simak dalam debat antarpasangan calon presiden-calon wakil presiden.

Publik bukannya memperoleh pengetahuan lebih mengenai visi, misi, gagasan, kebijakan, atau program para kandidat, sebaliknya disuguhi komunikasi debat kurang bermutu yang tidak bisa menjadi teladan.

Saya amati gejala berkomunikasi yang dominan akhir-akhir ini sudah berlangsung beberapa waktu. Beberapa kali saya menyampaikan keprihatinan di Kompas, misalnya ā€Bijak Berkomunikasiā€ (Kompas, 31/5/2021), ā€Komunikasi Tulusā€ (Kompas, 16/6/2021), dan ā€Teladan Berkomunikasiā€ (Kompas, 15/10/2022).

Dalam surat-surat tersebut saya utarakan bahwa pada hakikatnya manusia ā€tidak bisa tidak berkomunikasiā€ (Paul Watzlawick dkk, 1967). Meski demikian, proses human communication itu kompleks, ibarat gunung es.

Ada yang tampak di permukaan, tapi banyak yang tidak terlihat, tetapi krusial: budaya, pemaknaan, subyektivitas, konteks, etika (Brent D Ruben dan Lea P Stewart, 2006). Juga ada faktor ā€intensionalitasā€ pihak-pihak yang berkomunikasi (John W Bowers dan James J Bradac, 1982).

Pakar ilmu komunikasi mengingatkan pula bahwa ketika berkomunikasi tecermin apakah pihak yang berkomunikasi saling menghormati, menghargai, meremehkan, melecehkan, atau menghina (Brent D Ruben, 1984: 1992).

Kita juga perlu menyadari bahwa pesan yang sudah dikirim tidak bisa ā€ditarik kembaliā€ (irreversible) (Joseph A DeVito, 2019). Ralat atau pernyataan maaf tidak ā€menghapusā€ pesan yang sudah terkirim. Di era internet, pesan-pesan tersebut tersimpan ā€abadiā€ di ā€awanā€ (cloud). Seperti tulisan di Tajuk Rencana Kompas, ā€Tanggalkan Ujaran Kebencianā€ (27/1/2024), bijak dan dewasalah bermedia sosial.

Bisa disimpulkan bahwa komunikasi persuasi kampanye Pemilu 2024 cenderung menekankan efektivitas. Padahal, human communication tidak semata harus efektif, tetapi juga menjunjung etika serta menjaga martabat (Larry A Samovar, Richard E Porter, Edwin R McDaniel, 2010).

Iklan

Di tengah keprihatinan tersebut, kita songsong 14 Februari 2024. Semoga lancar, aman, damai, dan tertib. Insya Allah.

EDUARD LUKMAN

Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Penulisan Tahun Terbit UU

Tulisan Budiman Tanuredjo, ā€Suara-suara Jernih yang Kian Sepiā€ (Kompas, 27/1/2024), terdapat kesalahan penulisan tahun terbitnya undang-undang.

Kesalahan tersebut terletak pada kalimat kedua paragraf ketiga belas yang tertulis ā€Apakah aturan dalam UU No 7/2007 yang membolehkan presiden berkampanye...ā€. Seharusnya tertulis UU No 7/2017 tentang Pemilihan Umum, sesuai dengan topik yang sedang dibahas. Akan tetapi, pada paragraf tersebut tertulis UU No 7/2007 yang berisi tentang Pembentukan Kabupaten Pidie Jaya di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Yang menjadi masukan saya adalah penulisan nomor dan tahun terbit produk hukum penting untuk diperhatikan karena perbedaan satu angka saja dapat merujuk ke aturan yang isinya berbeda jauh. Atas perhatian Redaksi, saya ucapkan terima kasih.

Rafael Angelo Octavio

Bandung

Redaksi:

Terima kasih atas masukan Anda.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan