logo Kompas.id
OpiniLampu Kuning Pangan Nasional
Iklan

Surat Pembaca

Lampu Kuning Pangan Nasional

Iklim ekstrem berdampak pada produksi pangan nasional, sementara sejumlah negara membatasi ekspor pangan. Ini harus jadi perhatian pemerintah.

Oleh
BUDI SARTONO SOETIARDJO
· 1 menit baca
Imam (44), petani di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, menunda menanam padi akibat kekeringan. Saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/11/2023), dia menceritakan mengalami gagal panen pada Agustus 2023, padahal modal tanamnya sekitar Rp 20 juta untuk sawah seluas 1 hektar.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J

Imam (44), petani di Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang, Indramayu, Jawa Barat, menunda menanam padi akibat kekeringan. Saat ditemui di rumahnya, Selasa (14/11/2023), dia menceritakan mengalami gagal panen pada Agustus 2023, padahal modal tanamnya sekitar Rp 20 juta untuk sawah seluas 1 hektar.

Berita dan artikel di harian Kompas edisi Jumat (1/12/2023) benar-benar membuat saya terkesiap. Berbagai topik yang ditampilkan harian Kompas hari itu membuat saya bergidik.

Halaman pertama Kompas pada hari Jumat itu menampilkan berita utama dengan judul ”Sekitar Satu Juta Petani dan Nelayan Berkurang di 2030”. Di halaman dua terdapat berita yang berjudul ”Produksi Beras Turun akibat Iklim Ekstrem”.

Editor:
YOVITA ARIKA
Bagikan

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 7 dengan judul "Lampu Kuning Pangan Nasional".

Baca Epaper Kompas
Terjadi galat saat memproses permintaan.
Memuat data...
Memuat data...