Keguruan
Menggagas Badan Guru Nasional
Tengoklah beban berat guru-guru di pedalaman yang tertelikung oleh rimba hutan belantara. Juga guru-guru di perkotaan yang terbelit ganasnya modernisasi.
![Ilustrasi](https://assetd.kompas.id/Ar04etF98SngW9WBRL54SzmQclE=/1024x576/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F11%2F24%2F396a5033-8d86-4638-a66e-fdd02e3cbd0b_jpg.jpg)
Ilustrasi
Kualitas pendidikan nasional masih stagnan. Berbagai kalangan menilai, arah kebijakan pendidikan nasional masih samar dan belum sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa, sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Berbagai indikator menunjukkan problematika pendidikan dalam tataran fundamental ataupun landasan operasional.
Hal tersebut dapat dimaklumi karena kebijakan pendidikan kerap berubah-ubah dalam waktu singkat, seolah tidak berkesinambungan. Ada pemeo, ganti menteri, ganti kebijakan. Setiap pergantian pemerintahan lima tahun sekali, kebijakan kementerian yang populis biasanya masih saja berkutat seputar pergantian kurikulum.
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Menggagas Badan Guru Nasional".
Baca Epaper Kompas