TAJUK RENCANA
Cerita Berulang dalam Politik Thailand
Dapat dimaklumi, belasan juta pendukung partai pemenang pemilu di Thailand kecewa dan marah. Kemenangan mereka dijegal melalui peradilan dan parlemen.

Ketua Partai Bergerak Maju dan kandidat Perdana Menteri Thailand Pita Limjaroenrat (tengah) duduk bersama rekan satu partai dalam sidang putaran kedua parlemen untuk memilih PM di Gedung Parlemen, Bangkok, Thailand, Rabu (19/7/2023).
Media Thailand, The Nation, menyebut drama politik di negerinya dengan istilah ”kudeta parlemen”. Di Thailand, drama seperti itu bukan hal baru. Setidaknya dua dekade terakhir tersaji pertarungan antara partai pilihan rakyat dan kelompok konservatif pro-monarki yang didukung militer.
Judul ceritanya bermacam-macam: larangan politik, intervensi pengadilan, kudeta militer, atau unjuk rasa yang tidak jarang diwarnai kekerasan. Mengutip profesor hubungan internasional Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thitinan Pongsudhirak, kekuatan politik riil pengendali negara itu berada di kelompok mapan: dari militer dan monarki hingga pengadilan dan birokrasi (Bangkok Post, 14 Juli 2023).
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi di halaman 6 dengan judul "Cerita Berulang dalam Politik Thailand".
Baca Epaper Kompas